

SARGA.CO - Nikita Beriman, salah satu joki perempuan tersukses di Australia, membagikan kisah pilu dan mengejutkan tentang cedera horor yang hampir menghancurkan karier dan kehidupannya.
Joki berusia 39 tahun itu awalnya tengah bersaing memperebutkan gelar Brisbane Jockeys Championship. Dengan hampir 800 kemenangan dari lebih dari 8.000 kali pacuan, Nikita adalah sosok yang disegani di arena pacuan. Tapi segalanya berubah drastis setelah insiden mengerikan di lintasan pacuan Ipswich, Queensland.
Insiden itu terjadi saat Nikita menunggang kuda favorit yang memimpin 100 meter jelang garis akhir. Namun secara tragis, kudanya mengalami cedera parah dan terjatuh, membuat Nikita ikut terlempar keras ke tanah dan menghantam bagian kanan belakang kepalanya.
"Kuda saya jatuh. Saya ikut jatuh. Dia meninggal dunia. Itu sangat menyedihkan. Kecelakaan yang benar-benar di luar dugaan," cerita Nikita dalam wawancara radio bersama RadioTAB.
Yang mengejutkan, meski kepalanya terbentur keras, Nikita dinyatakan lolos tes gegar otak dan diizinkan kembali balapan hanya dua hari kemudian. Ia bahkan menang dalam balapan berikutnya, yang ia sendiri tidak ingat sama sekali.
Tiga hari setelah kecelakaan, tubuh Nikita mulai “rusak”. Ia kehilangan kemampuan bicara dan tidak bisa menunduk menyentuh lututnya. Hasil diagnosis menunjukkan bahwa ia menderita Post Concussion Syndrome, kondisi yang menyerang otak setelah gegar otak berat.
"Saya kehilangan seluruh kemampuan bicara. Lalu saya tidak bisa membungkuk sama sekali. Sekarang, saya punya sakit kepala setiap hari, dan parah. Rasanya seperti otak saya terbakar," ungkap Nikita.
Gejala yang dialaminya tidak main-main. Nikita menggambarkan sensasi di kepalanya seperti api yang terus menyala, tanpa henti. Ia kini menderita insomnia parah dan gangguan memori.
"Saya bicara sangat lambat. Susah mengucapkan kata-kata dan menjelaskan pikiran saya. Otak saya tidak bisa istirahat, padahal istirahat itu kunci penyembuhan," tuturnya.
Nikita kini menggunakan pengalamannya sebagai pengingat penting bagi dunia pacuan kuda: protokol keselamatan joki harus diubah. Saat ini, protokol standar di Queensland hanya menyarankan istirahat 12 hari setelah gegar otak, dan itu pun hanya jika joki dinyatakan “gegar otak”.
“Masalahnya, banyak yang berpikir gegar otak itu harus pingsan. Padahal, kenyataannya adalah otak kita terguncang hebat. Saya sekarang punya traumatic brain injury dan itu tidak bisa dibalik,” ucap Nikita.
"Kita hanya punya satu otak, dan tidak bisa diganti. Kita harus punya sistem perlindungan yang lebih baik untuk joki," imbuhnya.
(Sumber: Express.co.uk)
Install SARGA.CO News
sarga.co