SARGA.CO - Perkembangan olahraga pacuan kuda Indonesia berkembang semakin cepat dan makin dikenal masyarakat. Tak hanya para joki, breeder, ataupun pemilik stable, pacuan kuda juga semakin mencuri perhatian para peneliti.
Salah satunya adalah perhatian dari Pusat Riset Zoologi Terapan (PRZT) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Hanasuddin yang menilai kebutuhan terhadap pemuliaan yang unggul untuk mendukung sektor olahraga, ekonomi, dan pelestarian budaya berkuda semakin meningkat.
Peneliti PRZT BRIN, Syahruddin mengemukakan tiga tiga isu strategis pengembangan kuda di Indonesia, yakni sains dan teknologi, peluang industri, serta budaya yang harus berjalan beriringan.
Tak hanya bicara teori, BRIN ternyata sudah memproyeksikan tiga target perkembangan kuda pacu Indonesia dalam rentang 20 tahun ke depan, atau pada 2024–2045. Target itu adalah minimal 5 rumpun kuda lokal bersertifikasi nasional dan 2 rumpun bersertifikasi internasional.
BRIN juga telah menargetkan pembentukan pusat riset dan inovasi kuda nasional serta database genetik dan performa yang 100% digital.
BRIN
Dari pengamatan BRIN, kuda pacu Indonesia kini merupakan hasil persilangan tiga rumpun utama yaitu kuda lokal yang dikenal adaptif, kuda thoroughbred dengan kecepatan hingga 71 km/jam, serta rumpun unggul lain yang memperkuat performa.
Tak hanya dari segi pengembangan species kuda, BRIN juga mencatat potensi ekonomi yang besar dari ekosistem kuda Indonesia. Dalam hal harga pasara, kuda lokal dan Sumbawa dewasa selama ini dijual di kisaran Rp38 juta– Rp 42 juta per ekor. Sementara kuda pacuan yang sudah berprestasi di tingkat nasional memiliki nilai tinggi antara Rp 500 juta sampai – Rp 1 miliar.
Di pasar global, masih menurut Syahruddin, beberapa kuda bahkan sampai dibanderol seharga US$ 70 juta atau sekitar Rp1,2 triliun per ekor.
Pada bagian lain, Syahruddin juga memaparkan beragam plasma nutfah kuda lokal seperti Sumbawa, Sandelwood, Gayo, dan Batak yang hidup di Indonesia. Kuda-kuda tersebut memiliki karakter wilayah dan adaptasi ekologis yang khas.
Melalui riset yang terintegrasi dengan industri dan budaya, BRIN berkomitmen menjadikan pengembangan kuda pacu Indonesia semakin berdaya saing dan berkelas dunia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi olahraga berkuda.
Tak hanya sebagai olahraga, Syahruddin menilai potensi kuda Indonesia juga bisa menjadi penopang ekonomi masyarakat dan simbol budaya Nusantara. Dari sisi ekonomi, kuda berperan dalam sektor transportasi tradisional, wisata rekreasi, hingga penciptaan lapangan kerja baru.
Sedangkan pada ranah budaya, kuda merupakan elemen penting ritual adat, pendidikan tradisional, serta pelestarian identitas daerah.
Install SARGA.CO News
sarga.co