SARGA.CO – Banyak orang bilang kuda Arab adalah puncak keindahan dan kecepatan. Dari lekuk tubuhnya yang anggun hingga stamina legendaris, ras Arab sering disebut-sebut sebagai “paket komplit” di arena pacuan. Tapi apakah benar setiap kuda Arab otomatis lebih unggul?
Sebuah penelitian dari Uruguay mengajak kita menengok ke sisi yang jarang diperhatikan. Para ilmuwan itu secara khusus meneliti tulang tungkai kuda. Bukan sekadar panjang kaki, tapi hubungan ukuran antarbagian tulang yang membentuk “identitas” tiap kuda.
Hasilnya mengejutkan—setiap kuda ternyata benar-benar unik, tak peduli rasnya.
Tim ilmuwan mengukur 207 kuda dewasa dari berbagai ras. Mereka memeriksa titik-titik anatomi yang bisa diraba, lalu menganalisis 45 hubungan panjang dan lebar tulang kaki. Hasilnya: 35 hubungan menunjukkan korelasi kuat—artinya, jika satu bagian panjang, bagian lain bisa lebih besar atau justru lebih pendek, membentuk kombinasi khas tiap ekor (Möller et al., Anat Histol Embryol, 2022).
Temuan ini memberi pesan penting: keunggulan seekor kuda bukan hanya soal keturunan. Struktur unik setiap kaki dan cara bagian-bagian itu “bekerja sama” berpengaruh besar pada kemampuan berlari, menahan beban, dan berakselerasi.
Ras Arab memang terkenal punya kaki ramping dan stamina tinggi. Namun penelitian tadi menegaskan, dua kuda Arab tidak otomatis sama kualitasnya. Latihan, pola makan, dan bahkan kebiasaan istirahat bisa membuat perbedaan besar.
Contoh nyata terlihat di ajang Dubai World Cup. Kuda bernama Benbatl, keturunan campuran Godolphin yaitu darah Arab dan Thoroughbred, mengalahkan beberapa kuda Arab murni berkat kemampuan sprint luar biasa dan struktur tubuh seimbang.
Di sisi lain, kuda Arab murni seperti Al Mourtajez mendominasi lomba jarak jauh endurance karena ketahanan napas dan tulang kaki yang efisien untuk medan panjang.
Kasus lain datang dari Amerika. Seekor kuda Quarter Horse bernama Whistle Stop Cafe mengalahkan banyak pesaing keturunan Arab di balap sprint 400 yard.
Analisis pelatih menunjukkan tulang belakang pendek dan tungkai belakang panjang miliknya memberi akselerasi yang lebih “meledak” dibanding stamina khas Arab.
Darah Arab bisa jadi modal berharga, tetapi bukan jaminan. Setiap kuda membawa “peta tubuh” unik: hubungan panjang tulang kering, sudut sendi, hingga lebar kuku yang saling memengaruhi performa.
Bagi pemilik dan pelatih, pesan riset ini jelas: kenali kuda sebagai individu, bukan hanya label ras. Dari Arab, Thoroughbred, sampai campuran, keunikan struktur tubuh adalah kunci untuk menemukan potensi terbaik di lintasan.
Install SARGA.CO News
sarga.co