SARGA.CO - Sepuluh tahun telah berlalu sejak momen ikonik itu: Joki Victor Espinoza tersenyum lebar dengan tangan terangkat saat menunggang American Pharoah melintasi garis finis Belmont Stakes, menorehkan sejarah sebagai pemenang Triple Crown pertama sejak 1978.
Momen ini bukan sekadar kemenangan, tapi simbol kebangkitan prestise dalam dunia pacuan kuda Amerika. Espinoza, Hall of Fame Jockey sejak 2017, menunggangi American Pharoah dalam 10 dari 11 balapannya.
Ia mengenang pertama kali menunggang kuda hasil ternak Zayat Stables ini di Del Mar Futurity 2014. "Segera setelah aku naik, aku merasakan sesuatu yang berbeda, gerakan tubuh, napasnya, kekuatannya. Aku tahu ini kuda istimewa,” ujar Victor Espinoza dikutip dari laman americasbestracing.net.
Keduanya menjalani perjalanan luar biasa bersama, dari Kentucky Derby 2015 yang penuh tekanan hingga Preakness Stakes yang basah oleh hujan lebat. Espinoza menggambarkan Pharoah sebagai kuda yang bahagia dan menikmati setiap balapan, bahkan di kondisi sulit.
Di Belmont Stakes, balapan penentuan Triple Crown, Espinoza hanya menjaga ritme Pharoah. "Dia ringan dan kuat. Seperti kucing melompat tinggi tapi mendarat lembut. Aku yakin dia bisa memenangkan Triple Crown," kenang Espinoza.
Dengan langkah 25 kaki per lompatan, American Pharoah memimpin sepanjang balapan, menorehkan kemenangan gemilang yang disambut sorak-sorai penonton. Kesuksesan mereka tak berhenti di situ.
Setelah Triple Crown, mereka menjuarai Haskell Invitational Stakes dan Breeders’ Cup Classic 2015, menorehkan sejarah Grand Slam of Thoroughbred Racing. Satu-satunya kekalahan datang di Travers Stakes, finis kedua oleh Keen Ice.
Bagi Espinoza, pengalaman menunggangi American Pharoah tak tertandingi. "Dia adalah kuda terbaik yang pernah kucoba. Rasanya seperti mengendarai Bugatti, laju, elegan, tak tertandingi,” ujarnya.
Sepuluh tahun kemudian, nama American Pharoah tetap abadi, simbol kekuatan, keanggunan, dan sejarah yang tak tergoyahkan dalam dunia pacuan kuda.
Install SARGA.CO News
sarga.co