

SARGA.CO - Bicara soal pacuan kuda di Indonesia, Lapangan Pacu Sultan Agung di Bantul, DI Yogyakarta kini menjadi salah satu ikon olahraga berkuda nasional. Namun, siapa sangka bahwa arena seluas ±8 hektar ini dulunya hanyalah hamparan tanah sawah yang ditanami tebu, milik pabrik gula Madukismo. Perjalanan panjang pembangunan lintasan ini dimulai dari keprihatinan dan mimpi besar penggiat pacuan kuda di DIY.
Awal Mula Gagasan: Mimpi Akan Arena Bertaraf Nasional
Pada awal 2008, beberapa pengurus PORDASI DIY (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia DIY) bersama sejumlah pemilik kuda menghadap Bupati Bantul saat itu, Idham Samawi, untuk mengusulkan pembangunan lapangan pacuan kuda bertaraf nasional.
Mereka menginginkan sebuah arena pacuan yang tidak hanya layak secara teknis, tetapi juga mampu mengangkat prestasi olahraga berkuda di DIY serta memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Setelah beberapa kali pertemuan, Bupati Idham Samawi mendukung gagasan tersebut. Ia menugaskan dinas terkait untuk melakukan pengukuran tanah di sebelah barat Stadion Sultan Agung. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa lahan seluas ±8 hektar tersedia dan cukup untuk membangun lintasan pacuan sesuai standar nasional.
Bupati menjelaskan bahwa keberadaan lapangan ini akan membawa banyak manfaat bagi warga:
Peluang ekonomi, seperti pembangunan kandang untuk disewakan kepada pemilik kuda pacu.
Kesempatan kerja baru, misalnya menjadi pencari rumput, groom, atau bahkan calon joki setelah belajar dari para senior.
Peningkatan pariwisata, karena ajang pacuan kuda tingkat nasional diperkirakan mendatangkan lebih dari 10.000 penonton, termasuk peserta dan tim pendukung dari berbagai daerah.
Membangun Arena Impian
Setelah mendapat persetujuan, desain lapangan pacu mulai dibuat pada Maret 2008, dengan mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan Kejurnas Pacuan Kuda No: 05A/PP/KP/2003. Dalam aturan tersebut, panjang lintasan minimal 1.200 meter dan lebar 16 meter menjadi syarat utama untuk ajang pacuan tingkat nasional.
Desain tersebut dirancang tidak hanya untuk memenuhi regulasi, tetapi juga untuk mendukung pelatihan teratur bagi atlet joki dan kuda pacu, demi mencetak prestasi yang membanggakan.
Seiring berjalannya waktu, Lapangan Pacu Sultan Agung berkembang menjadi pusat aktivitas pacuan kuda di Indonesia. Arena ini kini menjadi tuan rumah berbagai ajang bergengsi, termasuk IHR-Indonesia Derby, serta melahirkan banyak kuda dan joki legendaris. Selain itu, keberadaan lapangan ini telah menjadikan Bantul sebagai salah satu destinasi olahraga berkuda yang menggabungkan prestasi, budaya, dan pariwisata.
Kejuaran ini juga menjadi yang pertama kali menggelar pertandingan pada malam hari
Baca SelengkapnyaDatang dari belakang dan merebut takhta dengan determinasi tak tergoyahkan.
Baca SelengkapnyaMenandai komitmen perusahaan energi nasional tersebut dalam mendorong pengembangan olahraga berkuda di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co