SARGA.CO - Indonesia's Horse Racing (IHR) Piala Raja Hamengku Buwono (HB) X 2025 resmi digelar di lapangan pacuan kuda Sultan Agung, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu, 9 November 2025.
Kuda-kuda dari kelas I/J dan H memulai kejuaraan IHR Piala Raja HB X 2025 yang menyediakan total hadiah hingga Rp1 miliar.
Kejuaraan yang menjadi penutup rangkaian IHR The Rise of Racing Stars ini diawali dengan perlombaan kelas I/J - 1.000 meter yang memperebutkan Piala Arsari Tambang dengan total hadiah Rp10 juta.
Kelas I/J diikuti oleh 12 ekor kuda yang memiliki tinggi antara 127-130 cm yang berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Pacuan sudah terasa sengit saat starting gate berisi 12 ekor kuda dibuka. Melaju dengan sempurna, kuda Ratu Sabrang dan Benara Harlyn memimpin barisan terdepan dengan jarak yang cukup jauh dari para pesaingnya.
Sementara kuda Orferve dan Power Ranger yang berada di barisan luar masih berusaha keluar dari kerumunan di barisan kedua sambil merancang strategi untuk bersaing melawan dua kuda yang memimpin di depan.
Dominasi Benara Harlyn terus berlangsung sampai 200 meter jelang garis finish namun mulai menghadapi persaingan dari Power Ranger yang mulai memanas.
Kekuatan yang semakin meningkat dari Power Ranger mampu menyusul Benara Harlyn sekaligus meninggalkan Ratu Sabrang.
Jelang garis finish, Power Ranger akhirnya berhasil memimpin perlombaan sekaligus menjadi pemenang di kelas pembuka IHR Piala Raja HB X 2025
Berikut adalah pemenang Kelas I/J-1000 M memperebutkan Piala Arsari Tambang berhadiah total Rp10 juta
1. Power Ranger dari Jawa Timur asal Cahaya Mulya Stable
2. Ratu Sabrang dari Jawa Timur asal DNA Stable
3. Benara Harlyn dari Jawa Tengah asal Brotoseno Stable
Aksi memukau terjadi pada race II kelas H yang menempuh jarak 1.000 meter. Diikuti oleh 12 ekor kuda, Falling in Love menunjukan kemampuannya sebagai strong finisher dengan tampil sebagai juara setelah tertinggal saat start.
Kelas yang memperebutkan Piala Vitalong C dengan total hadiah Rp10 juta diikuti 5 kontingen dari Jakarta, Jabar, Jatim, Jateng, dan tuan rumah DI Yogyakarta.
Saat gate dibuka, Falling in Love terlihat kesulitan memulai perlombaan dan menyerahkan pimpinan pacuan kepada Opera O, Ranting Bersemi, dan Jupe di barisan terdepan.
Falling in Love mengawali pacuan dengan berada di posisi terakhir sambil menyusun strategi dari arah luar. Dengan kecepatan dan kekuatannya, kuda betina warna merah berusia 2 tahun dan tinggi 134 cm ini mulai menunjukan dominasinya saat mampu melewati gerombolan barisan kedua.
Puncaknya, kuda hasil perkawinan dari pejantan Minahasa Eclipse dan induk Sri Jaya ini mulai mengusik pimpinan terdepan yang dihuni Opera O. Usaha itu berhasil ketika joki Agung Saidil Adha mampu membawa Fallin in Love melewati Opera O dan tampil tak terkalahkan.
Mengawali start dengan kurang sempurna, Fallin in love terus memimpin pacuan sejak 200 meter jelang garis finish dengan jarak yang cukup jauh dari para pesaingnya.
1. Fallin in Love dari Jakarta asal Maju Jaya Stable
2. Opera O dari Jawa Barat asal Vand Doeloer Stable
3. Athe AJ dari Jawa Tengah asal AMA Jaya Stable
Install SARGA.CO News
sarga.co