

SARGA.CO - Di balik gemuruh sorak penonton dan deru langkah kuda di lintasan pacuan, ada sebuah drama tak kasat mata yang selalu mengiringi setiap balapan.
ujar Ardhi Wijaya, pelatih BHM Stable dan Adem Ayem Stable, yang menurunkan kuda-kuda andalannya di Indonesia’s Horse Racing Cup (IHR Cup) 2025, Minggu 15 Juni 2025.
Bagi Ardhi dan para pelatih lainnya, setiap kejuaraan bukan sekadar adu kecepatan. Itu adalah pertarungan mental, perasaan, dan dedikasi yang menguras emosi.
ungkap Ardhi.
Tidak seperti mobil balap yang bisa dipantau lewat data elektronik, kondisi kuda pacu adalah soal insting dan kepekaan pelatih.
“Kuda itu nggak kayak mobil, nggak ada alat yang bisa benar-benar memprediksi. Semua mengandalkan feeling, membaca gerak tubuh kuda, matanya, nafasnya. Itu yang bikin perang batin,” tambahnya.
Perang batin ini bukan hanya milik pelatih. Para groom, orang-orang terdekat yang setiap hari merawat kuda, juga menjalani tekanan yang sama.
“Separuh nyawa kita itu dikasih ke kuda. Jelang race, kita saling ‘perang’ di WhatsApp, 'Saling kasih semangat, saling sindir juga ada,” canda Ardhi.
Mereka adalah sosok yang tak terlihat di panggung utama, tetapi justru paling memahami setiap napas dan langkah sang kuda pacu. Saat kuda menang, air mata jadi saksi betapa keras perjuangan itu.
katanya.
Yang menarik, begitu garis finis dilewati, perang batin itu usai.
“Pelatih-pelatih yang suportif biasanya langsung datangi pelatih dan kuda yang menang, kasih selamat, kasih semangat. Itulah indahnya pacuan kuda, keras di lintasan tapi hangat di luar,” ucap pria asal Bantul itu.
Mereka adalah para ratu yang menaklukkan medan.
Baca SelengkapnyaKejuaran ini juga menjadi yang pertama kali menggelar pertandingan pada malam hari
Baca SelengkapnyaDatang dari belakang dan merebut takhta dengan determinasi tak tergoyahkan.
Baca SelengkapnyaMenandai komitmen perusahaan energi nasional tersebut dalam mendorong pengembangan olahraga berkuda di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co