

SARGA.CO—Di balik kekuatan dan kecepatan seekor kuda pacu, terdapat tahapan-tahapan pelatihan yang telah dimulai sejak kuda masih belia. Pelatihan ini tidak hanya soal melatih kuda agar dapat berlari cepat, namun juga membentuk kuda menjadi ‘atlet’ yang baik secara fisik maupun mental.
Masa paling awal dalam hidup seekor kuda pacu dimulai dari hal kecil yaitu, sosialisasi. Dalam beberapa bulan pertama sejak kuda lahir, anak kuda atau foal akan mulai dibiasakan berinteraksi dengan manusia.
Kuda mulai belajar diberikan kepercayaan dengan sentuhan, terbiasa dengan suara-suara di sekitarnya, dan mengenal rutinitas dasar seperti dibersihkan dan dirawat.
Hal ini menjadi pondasi utama yang sangat penting—karena jika kuda merasa nyaman sejak dini, ia akan lebih mudah diarahkan ketika dewasa.
Proses ini banyak disarankan dalam pendekatan awal menurut panduan dari University of Minnesota Extension dan Equine Guelph Canada, yang menekankan pentingnya kelekatan awal dalam pembentukan karakter.
Setelah masa menyusu selesai, pelatihan mulai diarahkan pada pengenalan perintah dasar. Ini melibatkan kebiasaan menggunakan tali kekang (halter), belajar berjalan bersama pelatih, serta mulai mengenal lingkungan luar yang lebih kompleks.
Di usia ini, kuda juga dilatih untuk tidak mudah terkejut—terutama terhadap suara atau gerakan mendadak. Tujuannya adalah menciptakan kedisiplinan awal dan membangun kepercayaan dua arah antara kuda dan pelatihnya.
Begitu kuda menginjak usia satu hingga dua tahun, mereka mulai dikenalkan dengan pelatihan fisik ringan. Latihan ini mencakup jalan santai hingga lari kecil di paddock, penyesuaian dengan pelana (meskipun belum dinaiki joki), dan penguatan otot-otot utama.
Dijelaskan juga dalam jurnal penelitian Welsch, at al., (2014) dengan judul “Estimates of genetic parameters of distal limb fracture and superficial digital flexor tendon injury in UK Thoroughbred racehorses,” bahwa latihan rutin akan dilakukan untuk mempersiapkan kuda pacu sebelum turun ke lintasan.
Latihan rutin tersebut mencakup tiga hal, yaitu walk, trot dan canter.
Dijelaskan dalam jurnal penelitian C. Singal et al., (2021), yang berjudul “Pola latihan kuda pacu di Desa Pinabetengan dan Pinabetengan Selatan Kecamatan Tompaso Barat”, walk merupakan latihan awal berupa cara berjalan dengan empat dengan empat ketukan, dengan rata-rata sekitar tujuh kilometer per jam. Kuda akan bergantian antara tiga atau dua kaki ditanah.
Trot, juga merupakan latihan berjalan yang terdapat dua ketukan, yang melibatkan sepasang kaki diagonal. Tujuan dari latihan trot adalah untuk menjadikan perototan jantung kuat dan meningkatkan efisiensi dari paru-paru dan diafragma, dijelaskan lebih lanjut dalam jurnal penelitian Hammer dan Champy (1993), “A Manifesto For Business Revolution”.
Kemudian canter, yang berguna untuk membangun kekuatan otot. Latihan ini dilakukan dengan melangkah secara tidak simetris yang berarti menggunakan otot yang berbeda, tergantung pada canter yang dilakukan apakah canter kiri atau canter kanan.
Di sinilah para pelatih mulai mengamati potensi alami kuda; Apakah ia memiliki gaya lari efisien, stamina yang menjanjikan, atau reaksi cepat terhadap perintah. Namun tetap saja, pada fase ini porsi latihan sangat dijaga agar tidak membebani perkembangan tulang dan persendiannya yang masih tumbuh.
Usia dua hingga tiga tahun adalah masa transisi menuju tahap kompetitif. Kuda akan mulai berlatih di lintasan sungguhan, bertemu dan berhadapan dengan kuda lain, serta dikenalkan pada start gate, di sana juga diperkenalkan adanya ‘tekanan’ atau adrenalin yang akan dirasakan kuda.
Kuda akan belajar membangun ritme saat berlari, mengenali instruksi joki melalui tekanan tubuh, dan menghadapi kondisi lingkungan yang lebih kompleks seperti suara penonton atau derap langkah kuda lain. Bagi sebagian besar kuda, fase ini cukup menantang karena memerlukan adaptasi mental yang tinggi.
Tak sedikit kuda yang terlihat baik secara fisik, namun kurang stabil secara psikologis, dan perlu waktu lebih lama untuk siap berpacu di lintasan.
Sebelum benar-benar bertanding di pacuan resmi, seekor kuda akan melewati beberapa uji coba dan simulasi. Biasanya dilakukan dalam suasana yang menyerupai pacuan asli, lengkap dengan start gate, suara peluit, dan kuda lain yang menjadi lawan.
Pelatih dan joki akan mengevaluasi sejauh mana kesiapan kuda, baik dari segi akselerasi, kontrol diri, hingga respon terhadap dinamika yang terjadi saat kuda berpacu. Simulasi ini juga menjadi ajang untuk membangun chemistry antara joki dan kuda, hubungan yang nantinya juga akan menentukan hasil saat mereka berpacu di lintasan sesungguhnya.
Melatih kuda pacu adalah kombinasi antara seni, ilmu, dan insting. Dibutuhkan ketekunan, empati, dan dedikasi tinggi dari tim, pelatih, peternak, dan joki.
Setiap kuda memiliki karakter unik dan tidak semua yang cepat bisa langsung menjadi juara. Ada yang perlu waktu lebih lama membentuk keberaniannya, ada pula yang harus dilatih ulang karena memiliki trauma.
Ketika akhirnya kuda dapat berlari cepat di lintasan, mencuri perhatian ribuan pasang mata, kita tahu bahwa setiap langkahnya adalah hasil dari proses yang sangat panjang—yang dimulai sejak hari pertama ia dilahirkan.
Jakarta dahulu punya arena pacuan kuda legendaris di Pulomas. Tempat itu ramai pada era 1970-an dan menjadi hiburan bagi masyarakat
Baca SelengkapnyaKuda asal Jawa Barat ini adalah pemenang Piala Triple Crown Serie 1, yang diperebutkan pada IHR - Triple Crown Serie 1 & Pertiwi Cup 2025
Baca SelengkapnyaTidak seperti edisi 2021 di Vietnam dan 2023 di Kamboja, SEA Games 2025 akan mempertandingkan olahraga berkuda.
Baca SelengkapnyaIa berkomitmen mengangkat prestasi atlet berkuda Jakarta tidak hanya di ajang nasional, tetapi juga ke level internasional.
Baca SelengkapnyaBersiap menjadi saksi adu kecepatan dan strategi para kuda tangguh dari seluruh penjuru Tanah Air, dalam ajang Indonesia's Horse Racing Triple Crown Serie 2.
Baca SelengkapnyaJendry sukses menaklukkan arena dengan dua tunggangan berbeda dan keluar sebagai juara.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 kelas akan dipertandingkan dalam Kejuaran IHR - Triple Crown Serie 2 2025
Baca SelengkapnyaSebanyak 14 kuda akan bertanding untuk memperebutkan posisi terbaik
Baca SelengkapnyaPordasi DKI Jakarta baru saja prestasi gemilang di PON 2024, raihan delapan medali emas.
Baca SelengkapnyaKejuaraan ini menjadi panggung prestasi bagi para atlet panahan berkuda dari seluruh penjuru negeri.
Baca SelengkapnyaAjang ini dihelat dalam rangka seleksi atlet berkuda memanah Indonesia jelang kompetisi internasional di Amerika Serikat, September mendatang.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co