

SARGA.CO—Dalam dunia pacuan kuda, kecepatan adalah segalanya. Para joki, pelatih, dan pemilik kuda menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk melatih dan membentuk kuda untuk berlari secepat mungkin.
Hanya sedikit dari para kuda yang mampu mencetak sejarah dan mencatatkan rekor kecepatan yang tak terkalahkan. Artikel ini mengupas kisah para kuda tercepat dalam sejarah pacuan kuda.
Menurut Guinness World Records, kuda tercepat yang pernah tercatat adalah Winning Brew, seekor Thoroughbred betina. Dilatih oleh Francis Vitale, Winning Brew mencatatkan kecepatan tertinggi 70,76 km/jam (43.97 mph) dalam jarak seperempat mil (402 meter), hanya dalam 20,57 detik.
Angka ini menjadikannya kuda tercepat dalam sejarah yang diukur secara resmi dan menjadikannya pemegang rekor resmi untuk kecepatan tertinggi yang pernah dicapai oleh seekor kuda pacu.
Brew merupakan keturunan dari Pejantan Milwaukee Brew (USA) dan Induk Winnig Kiss (USA), mereka merupakan keturunan dari kuda Wild Again dan Grand Slam, yang keduanya memiliki reputasi kuat dalam dunia pacuan kuda.
Ini menjadikan Brew sebagai kuda dengan keturunan terbaik dan tercepat, yang memenangkan Penn National Race Course, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada tahun 2008.
Jika bicara soal kecepatan dan dominasi, nama Secretariat tidak bisa dilewatkan. Juara Triple Crown tahun 1973 ini bukan hanya menang; ia menghancurkan lawan-lawannya. Dalam balapan legendaris Belmont Stakes, Secretariat menempuh jarak 2.400 meter dalam waktu 2 menit 24 detik, dengan kecepatan rata-rata 61,2 km/jam.
Hingga hari ini, rekor itu masih berdiri tegak di antara catatan sejarah pacuan kuda Amerika. Selain kecepatan, Secretariat juga dikenal karena daya tahan dan teknik berlarinya yang efisien. Banyak pelatih dan penggemar pacuan kuda menyebutnya sebagai “kuda sempurna” karena kombinasi ideal antara anatomi, kekuatan jantung, dan naluri kompetitif yang kuat.
Secretariat lahir pada 29 Maret 1970, di Meadow Stud di Doswell, Va. Ia adalah keturunan ketiga dari pemenang Preakness 1957 Bold Ruler, pejantan terbesar di generasinya, dan Somethingroyal, yang hanya berlomba sekali tetapi memiliki keturunan berkualitas tinggi.
Dilansir dari Sport Century Biography yang berjudul “Secretariat Remains No. 1 Name in Racing,” Satu-satunya kekalahan Secretariat sebagai kuda berusia dua tahun adalah karena diskualifikasi, di mana ia ditempatkan kedua karena menabrak Stop the Music di Champagne Stakes di Belmont.
Secretariat tetap menjadi sosok yang populer bahkan setelah kegilaan kuda ini mereda. Namun hidupnya berakhir dengan tragis. Ia menderita laminitis, penyakit kuku yang menyakitkan.
Superstar berusia 19 tahun itu diberikan suntikan mematikan pada 4 Oktober 1989, di Claiborne Farm di Paris, Ky.
Dilansir dari Kentucky Horse Park, Man o’ War merupakan Thoroughbred paling terkenal yang pernah ada. Kentucky Horse Park memberi penghormatan kepada kuda legendaris ini dengan patung perunggu megah dan memorial di situs kuburnya, yang terletak di tempat kehormatan, dekat pintu masuk taman.
Ia dimakamkan berdampingan dengan pemenang Triple Crown War Admiral, yang merupakan putra paling terkenalnya, dan beberapa putra dan putri Man o’ War lainnya yang juga terkenal. Jockey Afrika-Amerika yang tiada tara, Isaac Burns Murphy, juga dimakamkan di dekat situ.
Man o’ War lahir pada tanggal 29 Maret 1917, di Kentucky Nursery Stud yang dimiliki oleh August Belmont II. Merupakan keturunan Fair Play dan Hastings, keduanya adalah kuda yang galak dan temperamental.
Dituliskan juga dalam artikel britannica.com “Man o’War” Pada tahun 1920, ia memenangkan semua 11 balapan yang diikutinya, ia mencetak tujuh rekor lintasan, dan mengakhiri dengan kemenangan sebesar $166.140, menjadi Thoroughbred Amerika Utara pertama yang melebihi $200.000 dalam total pendapatan.
Di balik angka dan statistik, ada kisah kerja keras, strategi cerdas, dan hubungan antara kuda dan manusia. Rekor kecepatan memang mengesankan, namun warisan sesungguhnya dari kuda-kuda legendaris ini adalah inspirasi yang mereka berikan kepada jutaan penggemar olahraga berkuda di seluruh dunia.
Kecepatan juga menjadi simbol dari mimpi yang dikejar. Setiap detik di lintasan mencerminkan dedikasi, pengorbanan, dan tekad dari tim yang bekerja di balik layar.
Dari Winning Brew hingga Secretariat, sejarah mencatat bahwa kecepatan bukan hanya tentang kuda siapa yang tercepat, tetapi siapa yang mampu menginspirasi para pegiat di pacuan kuda. Meski rekor mungkin bisa dipecahkan, namun kisahnya akan terus hidup dan menjadi bagian dari warisan pacuan kuda dunia.
Jakarta dahulu punya arena pacuan kuda legendaris di Pulomas. Tempat itu ramai pada era 1970-an dan menjadi hiburan bagi masyarakat
Baca SelengkapnyaKuda asal Jawa Barat ini adalah pemenang Piala Triple Crown Serie 1, yang diperebutkan pada IHR - Triple Crown Serie 1 & Pertiwi Cup 2025
Baca SelengkapnyaTidak seperti edisi 2021 di Vietnam dan 2023 di Kamboja, SEA Games 2025 akan mempertandingkan olahraga berkuda.
Baca SelengkapnyaIa berkomitmen mengangkat prestasi atlet berkuda Jakarta tidak hanya di ajang nasional, tetapi juga ke level internasional.
Baca SelengkapnyaBersiap menjadi saksi adu kecepatan dan strategi para kuda tangguh dari seluruh penjuru Tanah Air, dalam ajang Indonesia's Horse Racing Triple Crown Serie 2.
Baca SelengkapnyaJendry sukses menaklukkan arena dengan dua tunggangan berbeda dan keluar sebagai juara.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 kelas akan dipertandingkan dalam Kejuaran IHR - Triple Crown Serie 2 2025
Baca SelengkapnyaSebanyak 14 kuda akan bertanding untuk memperebutkan posisi terbaik
Baca SelengkapnyaPordasi DKI Jakarta baru saja prestasi gemilang di PON 2024, raihan delapan medali emas.
Baca SelengkapnyaKejuaraan ini menjadi panggung prestasi bagi para atlet panahan berkuda dari seluruh penjuru negeri.
Baca SelengkapnyaAjang ini dihelat dalam rangka seleksi atlet berkuda memanah Indonesia jelang kompetisi internasional di Amerika Serikat, September mendatang.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co