

SARGA.CO - Nama Sidney All Star sempat bergema kencang jelang final Kelas 3 Tahun Derby – 2.000 Meter dalam gelaran IHR–Indonesia Horse Racing 2025 di Lapangan Pacuan Kuda Sultan Agung, Bantul. Kuda betina jragem kebanggaan Djons Stable (Sulut) ini, hasil persilangan Moshe x Arteda Nagari, tampil meyakinkan di babak penyisihan, menjadikannya unggulan kuat di atas kertas.
Namun saat race final, harapan tinggi itu runtuh saat tenaga Sidney habis di 400 meter terakhir dan sorotan pun beralih ke King Argentin, kuda jantan penuh pengalaman yang tampil matang dan sabar sejak start.
Strategi Menyerang yang Terlalu Dini?
Dalam Derby ini, Sidney All Star diputuskan untuk menggunakan strategi Front Runner, memimpin sejak awal. Keputusan ini tak lepas dari karakter dasar Sidney yang lincah dan cepat, terutama dalam lintasan jarak menengah seperti 1.600 meter. Namun dengan jarak 2.000 meter, strategi menyerang sejak awal membutuhkan stamina luar biasa dan keharmonisan total antara kuda dan joki.
Sayangnya, Sidney kehilangan dua elemen krusial: daya tahan di akhir lomba dan chemistry dengan joki barunya.
Perubahan joki dari Fajar Walangitan ke Tripan Eri hanya dua minggu jelang Derby menjadi sorotan tersendiri. Dalam ajang sebesar ini, adaptasi antar kuda dan joki butuh waktu dan kepercayaan diri yang tidak bisa dibangun secepat kilat.
Sang Joki juga terlihat sering menengok ke belakang, mengukur-ukur jarak dari para rival dan kurang fokus ke depan. Leading-nya juga terlalu dini dan terlalu jauh dari rombongan.
Di sisi lain lintasan, King Argentin tampil sangat stabil. Dengan strategi khasnya, Midpack–Stalker, King memulai dengan tenang dan mulai bergerak naik mendekati 900–800 meter terakhir. Ini bukan kali pertama strategi itu dipakai. Dalam 2–3 race sebelumnya, tim King Argentin bersama joki andal Jemmy Runtu telah membuktikan efektivitas gaya tersebut.
Pada saat Sidney mulai melemah, King Argentin justru menyalakan ‘mesin’. Diikuti Gavi, Romantic Spartan, dan beberapa pesaing lain, rombongan mengejar dan akhirnya melibas Sidney di 400 meter terakhir.
Hasil akhirnya, Sidney keluar dari zona terdepan, sementara King Argentine mencetak kemenangan penuh percaya diri.
Meski gagal menuntaskan harapan juara, Sidney All Star tetap menunjukkan potensi besar pasca comeback dari cedera panjang. Kemampuannya memimpin sejak awal bukan hal mudah, apalagi di lintasan penuh tekanan seperti Derby.
Namun ke depan, pemilihan strategi, konsistensi joki, dan pengelolaan stamina akan jadi kunci jika Sidney ingin bangkit kembali.
Dua kuda sebelumnya, betina.
Baca SelengkapnyaInstall SARGA.CO News
sarga.co